Baru-baru ini telah dilakukan sebuah penelitian mengenai tingkat kepunahan Bumi, yang dilakukan oleh seorang ilmuwan Amerika Serikat di Los Angeles. Dari hasil penelitiannya, menunjukkan bahwa tingkat kepunahan global yang melanda bumi saat ini mencapai angka 160%, yang merupakan angka yang telah melebihi batas.
International Union for the Consercvation of Nature ((IUCN) mengatakan pertanda dari terjadinya kepunahan global adalah banyaknya spesies burung yang punah. Dilansir bahwa telah ada sekitar 1.240 spesies burung yang berada pada ambang kepunahan. Angka ini menunjukkan kenaikkan yang drastis jika dibandingkan tahun lalu yang hanya menunjukkan angka 21 spesies. Konfirmasi soal kepunahan jenis burung lainnya telah menjadi bukti lebih jauh bahwa kita gagal menjaga kehidupan satwa di dunia, kata Dr Tim Stowe, direktur internasional dari Royal Society for the Protection of Birds.
Secara keseluruhan jenis spesies, saat ini terdapat 3.565 spesies yang terdaftar sebagai Sangat Terancam Punah di Daftar Merah Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) , namun IUCN hanya mengevaluasi sekitar 2,7% dari spesies dunia. Jika spesies yang diklasifikasikan Terancam Punah dan Rawan Punah juga musnah, dunia bisa mengalami kepunahan massal keenam dalam waktu 300 sampai 2.200 tahun. Sebuah analisis terbaru oleh Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) menemukan bahwa 20% dari vertebrata dunia saat ini terancam punah. Sebagian besar invertebrata di dunia bahkan belum pernah disurvei untuk ancaman sedemikian.
"Kepunahan massal global modern sebagian besar adalah bahaya perubahan iklim yang belum mendapat solusi dan aktivitas manusia," kata H. Richard Lane, direktur program di National Science Foundation Division of Earth Sciences, yang mendanai penelitian itu. "Ini adalah rangkaian berkelanjutan, seperti yang ditunjukkan penelitian ini, bisa mengakibatkan konsekuensi negatif yang tak terduga-dan ireversibel-terhadap lingkungan dan kemanusiaan." Manusia telah menyebabkan tumbuhan dan hewan menuju jurang kepunahan lebih cepat daripada waktu untuk menumbuhkan spesies baru. Salah satu ulah manusia tersebut adalah dengan menghilangkan banyak habitat flora dan fauna dengan tingkat yang lebih banyak pada abad ke-21 ini. Baik itu habitat alami maupun habitat buatan seperti cagar alam dan suaka margasatwa.
Orangutan Sumatra (Pongo abelii) dinyatakan Sangat Terancam Punah kira-kira tersisa 7.000 ekor, mewakili penurunan 80% dalam 75 tahun.
Penyu belimbing. Penyu laut terbesar di dunia ini terdaftar sebagai Sangat Terancam Punah oleh Daftar Merah IUCN.
Lemur berbulu leher hitam-putih (Varecia variegata). Populasi mereka telah menurun 80% dalam 27 tahun. Spesies ini juga terdaftar sebagai Sangat Terancam Punah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar